<body bgcolor="FFFFFF" link="#FF9900" vlink="#666666" alink="#FFCC33"><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5741685\x26blogName\x3dEchoes+of+my+soul\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dTAN\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://stellymaria.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://stellymaria.blogspot.com/\x26vt\x3d-3256383225221148276', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Image hosted by Photobucket.com

August 2003
September 2003
October 2003
November 2003
December 2003
January 2004
February 2004
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
July 2005
August 2005
September 2005
November 2005
December 2005
May 2006

my photos
Tuesday, May 24, 2005
Tahukah Anda? 
Gereja Katedral Jakarta diresmikan tahun 1901, tepatnya 21 April 1901, dengan nama pelindung Santa Maria Diangkat ke Surga. Katedral ini didirikan di atas reruntuhan gereja yang dibangun sebelumnya. Sketsa-sketsa pertama gereja dibuat oleh Pastor Antonius Dijkmans, seorang pastor Belanda yang juga belajar arsitektur. Namun karena sakit, Dijkmans harus kembali ke Belanda pada tahun 1894. Selanjutnya pembangunan gereja dilanjutkan oleh Marius Hulswit, seorang Katolik berkebangsaan Belanda.

Arsitektur Katedral hasil rancangan Dijkmans ini bergaya neogotik (tiruan gaya Gotik) Belanda. Menurut Han Awal, arsitek yang terlibat dalam pemugaran Katedral tahun 1988, ciri khas gaya gotik terletak pada lengkungan yang menjulang tinggi ke atas dengan alur-alur tiang yang langsing, bertemu satu sama lain pada suatu titik di atas. Gaya bangunan ini seakan-akan mengajak orang berdoa untuk memandang ke atas, memberikan ekspresi yang sangat sesuai dengan bangunan ibadah. Jendelanya tinggi lebar, khas suasana gereja Eropa, ditambah hiasan kaca patri yang indah.

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

Pada awalnya Katedral tidak mempunyai barang hiasan bermutu. Altar yang dipergunakan sekarang adalah kiriman dari Groningen, Belanda pada tahun 1956.

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

Orgel yang ada di dalam Katedral berasal dari Belgia, didatangkan sekitar tahun 1988 menggantikan orgel lama yang disumbangkan ke gereja lain. Orgel ini mempunyai 900 buah pipa, namun hanya 15 pipa yang terlihat.

Image hosted by Photobucket.com

Katedral juga menyimpan mimbar unik bergaya Barok dengan ukiran istimewa. Pada bagian atas mimbar terdapat hiasan bunga-bunga dan burung merpati. Sementara di bagian tengahnya terdapat gambar Yesus yang dikelilingi oleh para muridnya.

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

Beberapa sudut interior Katedral Jakarta...

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

stelly @ 7:01 PM


Friday, May 20, 2005
Tuesdays with Morrie 
Saya baru selesai membaca "Tuesdays with Morrie", sebuah kisah nyata yang telah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa, tentang saat2 akhir seorang profesor psikologi sosial bernama Morrie Schwartz yang mengidap penyakit langka "Amyotrophic Lateral Sclerosis" (ALS). Buku ini berisi kumpulan nasihat2 sederhana dari Morrie yang sedang sekarat kepada Mitch Albom, ex murid favoritnya. Setelah lulus dari universitas, Mitch menjadi jurnalis olahraga yang sukses dan kaya. Selama itu ia kehilangan kontak dengan Morrie. Suatu malam, saat tengah berselancar di antara channel2 televisi, dia melihat Morrie Schwartz muncul di TV. Ternyata Morrie didiagnosa dengan ALS, atau yang lebih dikenal dengan penyakit Lou Gehrig (Lou Gehrig adalah nama seorang pemain baseball profesional Amerika yang karir briliannya kandas dengan tragis akibat penyakit yang sama).

Sekilas tentang ALS... "Amyotrophic" (Yunani), dari "a" (tidak/negatif) - "myo" (otot) - "trophic" (makanan utk pertumbuhan), berarti tidak ada makanan utk otot, sedangkan "Lateral" adalah saraf tulang manusia tempat sel saraf yang memberi signal ke otak untuk mengontrol otot berada. Karena kualitas area ini memburuk, terjadi penebalan atau "Sclerosis". Saraf yang diserang ALS adalah sel saraf penggerak yang memungkinkan manusia melakukan gerakan lewat otot lengan dan kaki. ALS bekerja seperti lilin yang menyala : ia melelehkan saraf penderitanya satu demi satu (mulai dari kaki dan terus bekerja ke atas) dan meninggalkan tubuh penderitanya seperti gumpalan lilin yang telah membeku. Pertama2 penderitanya kehilangan kontrol atas otot pahanya sehingga ia tidak dapat menahan tubuhnya sendiri saat berdiri. Lalu ia kehilangan kontrol atas otot tubuh bagian atasnya sehingga ia tidak bisa duduk dengan lurus. Ia membeku dalam tubuhnya sendiri. Pada akhirnya, penderita ALS meninggal karena kehilangan kemampuan bernafas.

Namun demikian, otak si penderita tidak terinfeksi sama sekali. Inilah mengapa Stephen Hawking yang mengidap penyakit yang sama masih mampu melanjutkan penelitiannya dan menulis buku, walau ia harus menjalani sepanjang sisa hidupnya di atas kursi roda, bernafas dengan ventilator yang dihubungkan dari lobang di tenggorokannya, dan berbicara dengan synthesizer yang mengubah suaranya seperti suara komputer. Morrie sendiri tidak menginginkan aneka teknologi perpanjangan hidup tersebut. Ia ingin menjadi sebuah buku teks hidup, di mana orang lain yang masih hidup mengamati apa yang terjadi dengannya dan belajar dari pengalamannya berhadapan dengan kematian.

Kembali kepada Mitch. Diceritakan bahwa Mitch sedang mengalami apa yang disebut dengan krisis separuh baya. Ia ingin menjadi musisi, tapi malah mendapat uang dari hasil menonton orang lain bertanding dan mengulasnya. Setelah melihat profesornya muncul di televisi, ia pun terbang mengunjungi eks dosennya itu dalam rangka mencari kebijakan dan perspektif baru akan pertanyaan2 besar yang masih menggelayutinya di sela2 rutinitas hidupnya sekarang. Percakapannya tiap minggu bersama Morrie, tepatnya 14x hari Selasa, mengeksplorasi isu2 dasar mengenai hidup -- keluarga, pernikahan, usia lanjut, kematian, dsb.

Pelajaran hidup yang diutarakan Morrie tidak ada yang luar biasa. Ini beberapa di antaranya...
- Live the live to the fullest.
- Anggaplah hari ini adalah hari terakhirmu di bumi.
- Berinvestasilah kepada orang lain, bukan benda. Rajutlah kenangan demi kenangan dengan orang lain, lewatkan waktu bersama mereka. Ketika semuanya berakhir, kita akan dikenang bukan dari rekening bank atau portfolio saham kita, namun dari waktu yang kita habiskan untuk mendengarkan teman atau menolong anggota keluarga.
- Devosikan dirimu untuk mencintai orang lain, devosikan dirimu untuk komunitas di sekitarmu, dan dedikasikan dirimu sendiri untuk menciptakan sesuatu yang memberimu makna dan tujuan.

Nasehat2 itu sederhana, tidak ada yang istimewa. Kita telah sering mendengar atau membacanya di mana-mana. Namun tetap saja kita sering lupa untuk mempraktekkannya. Menurut Morrie, salah satu penyebabnya adalah karena manusia kerap melewatkan waktu dalam hidupnya seperti orang yang berjalan sambil tidur. Manusia dalam hidupnya sering tenggelam dalam jutaan kegiatan kecil yang membuatnya sibuk tiada henti. Mudah sekali terjebak pada perangkap aktivitas, dalam kesibukan hidup, bekerja makin keras menaiki anak tangga keberhasilan hanya untuk sadar kemudian bahwa tangga tersebut bersandar pada dinding yang salah. Mereka tidak terbiasa melihat ke belakang dan menanyakan kepada diri mereka sendiri, "Apakah ini semua yang saya inginkan? Apakah ada sesuatu yang hilang?.." Morrie mengingatkan betapa pentingnya mengembangkan suatu waktu khusus untuk meditasi dan memeriksa diri.

Kunjungan rutin dan percakapan tiap minggu dengan Morrie memungkinkan Mitch menemukan apa yang benar2 penting dalam hidupnya. Kehidupan pribadinya pun berubah drastis. Kini dia melewatkan lebih banyak waktu dengan istrinya, mengambil lebih banyak waktu libur dari pekerjaannya, terbang lebih sering menyebrangi lautan untuk mengunjungi keluarganya... pendeknya, ia menginvestasikan waktunya untuk orang2 dalam hidupnya yang paling ia pedulikan, bukan untuk kepopuleran, kekayaan, dan kesuksesan semata.

Hidup manusia di bumi begitu singkat. Bagaimana kalau hari ini adalah hari terakhir kita? Bayangkanlah pemakaman kita sendiri... Seperti apa kita ingin dikenang oleh kerabat dan sanak saudara kita?

stelly @ 9:00 AM


Wednesday, May 18, 2005
data recovery service 
pc saya berulah!! terjadi secara tiba2, tanpa basa basi & peringatan apa pun. hardisk masih terdeteksi bios tapi tidak bisa dibuka sama sekali. malah minta diformat dan di disk management dikatakan kapasitasnya 100% free. alamak!! paniklah saya. semalaman gelisah memikirkan file2 saya yg lenyap. besoknya saya pun meluncur ke data recovery service yg terletak nun jauh di depok. data saya bisa kembali. syukurlah!! ratusan ribu terpaksa melayang. ingat2 selanjutnya utk selalu memback up data penting ke media lain. jangan lupa membiarkan kapasitas hard disk tetap free 20%.

stelly @ 9:19 PM